Laman

Senin, 14 Oktober 2013

Pengangguran

    Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997 akhir atau1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat melanda Asia Tenggara yang mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Di Indonesia, kebijakan likuiditas atas 16 bank akhir November 1997 saja sudah bisa membuat sekitar 8000 karyawannya menganggur dan dalam selang waktu yang tidak relatif lama, 7.196 pekerja dari 10 perusahaan sudah di PHK dari pabrik-pabrik mereka di Jawa barat, Yogyakarta, dan Sumatra selatan berdasarkan data pada akhir Desember 1997. Ledakan pengangguran berlanjut di tahun 1998, dimana sekitar 1,4 juta pengangguran terbuka baru akan terjadi. Dengan perekonomian yang hanya tumbuh sekitar 3,5 sampai 4% maka tenaga kerja yang bisa diserap sekitar 1,3 juta orang dari tambahan angkatan kerja sekitar 2,7 juta orang. Sisanya menjadi tambahan pengangguran terbuka. Total pengangguran jadinya akan mempunyai 10 juta orang. Berdasarkan pengalaman, jika kita mengacu pada data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4% belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi Negara berkembang macam Indonesia adalah di atas 6%.
Berdasarkan data sepanjang di tahun 1996 perekonomian hanya mampu menyerap 85,7 juta orang dari jumlah angkatan kerja 90,1 juta orang. Tahun 1996 perekonomian mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah relative besar karena ekonomi nasional tumbuh hingga 7,98%. Tahun 1997 dan 1998, pertumbuhan ekomi dapat dipastikan tidak separah tahun 1996. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bertambah parah karena banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim kering, inflasi yamg terjadi di banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di Negara-negara mitra dagang seperti sesama ASEAN,Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh. Jika kita masih berpatokan pada asumsi keadaan diatas, maka ledakan pengangguran diperkirakan akan berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. 
Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pengangguran akan menyebabkan perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas dihaparkan. Pengangguran juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar-benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara social pengangguran akan menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan masalah social lainnya. pemerintahan menyebutkan bahawa pertumbuhan ekonomi belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menyerap seluruh calon tenaga kerja, yang setiap tahun jumlahnya cenderung meningkat. Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita. sebab terjadinya pengangguran terutama disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
  1.        Angkatan kerja yang terus meningkat jumlahnya dan pertumbuhan kesempatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja.
  2.   Angkatan kerja yang sedang mencari kerja tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
  3.   Minimnya media/penyalur yang mempertemukan angkatan kerja dengan kesempatan kerja.

Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki akibat pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan. Pengangguran  akan  menghambat  investasi,  karena  jumlah  tabungan masyarakat ikut menurun.  Pengangguran  akan  menimbulkan  menurunnya  daya  beli  masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha. Solusi mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut: 
  1.  Meningkatkan mutu pendidikan,
  2.  Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
  3.  Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
  4.  Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
  5.   Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
  6.   Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.
  7.   Mengadakan Pusdiklat
  8.   Memberi bekal hardskill dan softskill yang seimbang agar siap terjun di masyarakat. 

Sumber :